Senin, 11 April 2016

Sabrina dan Tukang Sulap

Pada suatu hari, ada seorang pria yang bekerja sebagai tukang sulap disebuah rumah sakit untuk menghibur para pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Pria ini selalu memiliki permainan-permainan yang baru dan juga unik-unik karena dia selalu belajar dan belajar dan dia sangat menyukai hal itu, yaitu sebagai tukang sulap. Pria ini bernama Kin. Awalnya Kin hanyalah pesulap amatiran yang belajar secara otodidak disebuah tempat tinggalnya yang tak jauh dari rumah sakit itu.

Dari sekian lama Kin bekerja sebagai tukang sulap disana, Kin hanya melihat pasien yang lanjut usia. Jarang sekali Kin melihat adanya anak-anak yang dirawat disana. Tapi ketika Kin sedang beristirahat, akhirnya dia melihat seorang anak kecil yang kira-kira berusia 9 tahun sedang duduk di kursi roda dan sedang menangis dikoridor rumah sakit itu. Lalu Kin bertanya kepada anak itu "Kenapa kamu menangis?" Anak itu berkata "Hari natal hampir tiba, aku ingin sekali keluar dari rumah sakit ini, aku ingin bermain diluar bersama teman-temanku." Kemudian Kin bertanya lagi "Siapa namamu?" "Aku Sabrina" kata anak itu. Lalu Kin berkata "Aku Kin dan aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu"

Kin mengerluarkan sebuah pot bunga kecil dan sebuah tongkat. Dia menujukkan bahwa tidak ada apa-apa di pot tersebut, lalu pria ini menaruh tongkatnya didalam pot dan tiba-tiba muncul setangkai bunga yang cantik nan indah didalam pot itu. Sabrina yang tadinya sedih kini berubah menjadi senang karena terhibur oleh Kin. Wajahnya yang tadi basah karena air mata, kini berubah menjadi sebuah senyuman yang indah.

Sabrina bertanya-tanya "Bagaimana kakak melakukannya?" Lalu Kin berkata sambil tersenyum, "Itu adalah sebuah keajaiban." Sabrina sangat senang menerima bunga dari Kin dan dia ingin Kin tinggal sebentar untuk menemaninya selama ibunya kembali ke rumah sakit. Ibunya adalah seorang kantoran yang bekerja disebuah perusahaan kecil. Ibunya selalu menitipkan Sabrina kepada perawat yang bertugas. Biasanya ibunya pulang kembali ke rumah sakit pada malam hari dikarenakan banyaknya tugas yang harus dikerjakan.

Keesokan harinya...

Kin kembali datang ke rumah sakit itu untuk membesuk Sabrina. Sabrina duduk sendiri didalam kamar karena ibunya telah pergi ke kantor untuk bekerja. Kin datang tidak hanya sekedar membesuk, tapi juga menghibur Sabrina dengan beberapa permainan sulap yang telah Kin persiapkan. Sabrina seperti bermain dengan kakaknya sendiri, dan Sabrina terlihat sehat dan senang seperti tidak memiliki penyakit sama sekali. Sabrina bertanya "Kak, apakah kakak bekerja di rumah sakit ini?" Lalu Kin menjawab "Iya, saya menjadi tukang sulap disini untuk menghibur para pasien yang sakit.""Apakah kakak bisa memunculkan bunga lagi untuk ku?" tanya Sabrina. "Bisa" jawab Kin. Kin mengambil selembar kertas dan sebuah pensil lalu menggambar sebuah bunga dikertas tersebut lalu menutupinya dengan kain selimut dan akhirnya gambar bunga itu menjadi sebuah bunga asli yang indah. Kin memberikan bunga itu kepadanya dan dia menerimanya dengan sangat bahagia.

Kin berkata didalam hati, "Aku ingin sekali membuat orang lain bahagia dihari natal nanti. Tapi siapa yang harus aku bahagiakan? Aku tak memiliki siapapun disini yang bisa ku bahagiakan. Tapi setidaknya aku menemukan Sabrina. Yaitu anak perempuan yang luarbiasa yang sudah seperti adik ku sendiri." Kin merasa bahagia pada saat itu karena bisa menemukan orang yang seperti Sabrina didalam hidupnya.

Lalu, Sabrina berkata "Aku ingin kakak selalu disini dan aku ingin kakak bertemu dengan ibu." "Kenapa aku harus bertemu dengan ibu kamu?" Tanya Kin. Sabrina mengatakan, "Aku ingin ibuku mengenalmu dan aku ingin dia tahu, bahwa kakaklah yang selalu menghiburku saat aku merasa sedih dengan keadaanku ini." Sabrina adalah seorang anak yang terkena kanker otak stadium akhir dan tidak menutup kemungkinan kalau hidupnya tidak akan bertahan lama lagi.

Kin selalu menemani Sabrina hingga Sabrina tertidur. Kalau sudah tertidur, Kin selalu berkata tepat disamping telinga Sabrina "Jangan pernah menyerah untuk selalu bertahan hiudp, lakukanlah sekuat yang kau bisa." Lalu Kin pergi meninggalkannya sendiri dan kembali menghibur pasien yang lainnya. Biasanya Kin selalu berada diruangan yang terdapat banyak pasien agar lebih mudah untuk menghibur.

Hari natal semakin dekat...

Seperti biasa, Kin selalu datang ke kamar Sabrina untuk membesuk dan bermain bersama. Tapi, kini kondisi Sabrina memburuk. Dia semakin merasa kesakitan dibagian kepala, penglihatan dan pendengarannya mulai terganggu. Sabrina terlambat untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit karena tak ada yang bisa mengurusnya selama ini. Ibunya yang terlalu sibuk di kantor dengan pekerjaannya menyebabkan Sabrina terlambat untuk diobati. Kini keadaan Sabrina semakin memburuk. Lalu Kin memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan.

Cukup lama dokter itu memeriksa keadaan Sabrina, dan dia berkata kepada Kin, "Kami akan melakukan sebisa kami disini. Kami disini juga kekurangan fasilitas untuk bisa melakukan pengobatan terhadap penyakit ganas itu, tapi sekali lagi kami akan melakukan sebisa kami." Setelah mendengar hal itu, Kin merasa sedih dan takut karena penyakit itu tidak bisa disembuhkan lagi akibat terlambat ditangani. Kin kembali masuk ke kamar Sabrina dan melihatnya sedang tertidur. Kin mendekatinya dan berkata, "Jangan pernah menyerah untuk selalu bertahan hiudp, lakukanlah sekuat yang kau bisa."

Dihari itu Kin tidak melakukan pekerjaannya karena harus menjaga Sabrina. Dia tetap tinggal di kamar itu hingga sore hari. Ketika hari mulai gelap, Kin dibangunkan oleh Sabrina dan menyuruhnya untuk pulang ke rumah dan beristirahat. Tapi sebelum Kin pulang, Sabrina meminta satu permintaan. "Bisakah kakak menunjukkan salju kepadaku?" Tanya Sabrina. Kin terdiam sejenak lalu berkata, "Iya, tapi kenapa? "Karena aku ingin sekali melihat salju." Jawab Sabrina. Kemudian Kin berkata"Baiklah, aku akan menunjukkannya padamu esok hari." Dan Kin telah berjanji untuk menunjukkan salju padanya nanti.

Tapi Kin tidak menepati janjinya untuk menunjukkan salju kepada Sabrina. Tapi Sabrina tidak merasa kecewa. Sabrina tetap menemui Kin dan tetap berkata, "Bisakah kakak menunjukkan salju kepadaku?" dan Kin tetap berkata "Aku akan menunjukkannya padamu besok pada saat aku datang, oke?" Pada hari itu keadaan Sabrina semakin memburuk. Dokter yang menanganinyapun sudah berusaha sebaik mungkin, namun tubuh Sabrina yang sudah semakin sulit untuk dikendalikan adalah penyebab mengapa dirinya tidak bisa sembuh dan sel kanker telah menyebar luas dan merusak saraf-saraf dalam tubuhnya.

Akhirnya pada malam hari itu juga, pihak rumah sakit berkata, nyawa Sabrina sudah tidak tertolong. Sabrina telah pergi meninggalkan ibunya dan juga Kin sehari sebelum natal tiba. Lalu Kin mendapat info bahwa Sabrina telah meninggal karena sudah tidak bisa tertolong lagi. Ketika mendengar hal itu, Kin merasa menyesal karena dia tidak bisa memenuhi permintaan Sabrina yaitu menunjukkan salju padanya.

Pada hari natal tiba, Kin telah menyiapkan show nya disebuah gedung yang tak jauh dari rumah sakit tempat dia bekerja dan juga dia mengundang banyak orang untuk menyaksikan show nya itu. Kin menyiapkan show ini khusus untuk Sabrina dan juga dia telah menyiapkan sebuah boneka dan kartu yang berisikan sebuah surat.

Isi dari surat itu adalah

Untuk Sabrina.

Maafkan saya. Saya tidak bisa menunjukkan salju kepadamu pada saat kamu masih hidup, tapi percayalah, aku akan melakukannya hanya untukmu."

Salam hangat, Kin.

Lalu Kin mengeluarkan selembar kertas yang berbentuk seperti butiran salju dan berkata "Aku sangat menyesal kerena terlambat melakukan hal ini. Dari sini aku belajar sesuatu, bahwa hidup itu hanya sementara dan jangan pernah menunda suatu hal, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi didepan. Sabrina, maafkan saya. Saya terlambat, tapi ini kulakukan hanya untukmu." Lalu Kin merobek kertas berbentuk salju itu menjadi beberapa bagian. Lalu beberapa bagian dari kertas itu digenggam olehnya dan dia mulai mengipas kertas-kertas itu ke udara. Lalu apa yang terjadi? Kertas-kertas itu menjadi sebuah partikel-partikel kecil yang melayang diudara layaknya seperti salju yang sedang turun ke bumi.

Walaupun terlambat, Kin tetap berusaha dan menunjukkan hal yang telah ia janjikan kepada orang yang ia sayangi pada saat hari natal. Menurutnya itu sudah lebih dari cukup untuk merasakan sebuah kebahagiaan dihari natal ini. Dan juga Kin berterima kasih kepada Tuhan karena telah diberikannya kesempatan untuk bertemu dengan orang yang hebat seperti Sabrina dan juga bisa memberikan sebuah persembahan yang indah kepadanya.